Proses Produksi Capsicum Oleoresin
Rasa kepedasan dalamnya dapat merangsang sistem pencernaan & membantu mengatasi masalah pencernaan seperti sembelit. Oleh karena itu Apsaisin juga dapat merangsang pencernaan serta meningkatkan pergerakan usus, dapat membantu meningkatkan pencernaan serta penyerapan nutrisi. Peningkatan proses pencernaan juga dapat berkontribusi pada peningkatan metabolisme.
Capsicum frutescens berasal dari kawasan tropis Amerika Selatan dan Tengah. Namun, seiring dengan perdagangan dan migrasi, tanaman ini telah menyebar luas ke berbagai belahan dunia, termasuk Asia Tenggara. Di Indonesia, cabai rawit tumbuh subur di berbagai daerah dengan iklim tropis yang mendukung.
Ciri-Ciri Tanaman
Tanaman Capsicum frutescens memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari jenis cabai lain:
- Bentuk dan Ukuran: Buah cabai rawit berukuran kecil dengan panjang sekitar 2-3 cm dan diameter kurang dari 1 cm.
- Warna: Buah muda berwarna hijau dan berubah menjadi merah cerah saat matang. Ada juga varian yang berwarna kuning atau oranye.
- Rasa: Cabai rawit terkenal sangat pedas, dengan skala kepedasan yang bisa mencapai 50.000 hingga 100.000 unit Scoville.
- Daun: Daunnya kecil dan berwarna hijau tua dengan tekstur agak kasar.
- Bunga: Bunganya berwarna putih dan tumbuh secara berkelompok.
Proses produksi Capsicum Oleoresin bahan natural yang banyak kegunaan dalam pengaplikasian industri. Berikut ini ulasan lebih lengkapnya:
1. Pemilihan Cabai
Proses bermula dengan pemilihan cabai merah yang berkualitas baik. Cabai ini harus bersih, matang, juga bebas dari ceceran atau kontaminan dan cenderung memiliki lebih banyak senyawa aktif, seperti kapsaisin.
2. Pemotongan Cabai
Cabai yang telah terpilih pertama-tama dapat melalui proses pemotongan menjadi potongan-potongan kecil agar lebih mudah diolah. Proses ini dapat berjalan secara manual dengan pisau atau dengan menggunakan mesin pemotong yang sesuai.
3. Penggilingan Cabai
Setelah dipotong, cabai kemudian masuk ke proses pengilingan menjadi pasta kasar. Penggilingan ini bertujuan untuk menghancurkan cabai dan membebaskan senyawa-senyawa aktif seperti kapsaisin dari jaringan cabai. Penggilingan bisa terjadi dengan berbagai metode, termasuk penggilingan manual dengan mortar dan alu atau dengan menggunakan mesin penggiling. Penggunaan mesin penggiling dapat meningkatkan efisiensi proses.
4. Ekstraksi
Bahan cabai yang telah tergiling kemudian diekstrak menggunakan pelarut. Pelarut yang sering terpakai adalah etanol atau etil asetat. Proses ekstraksi ini dapat dilakukan dengan cara maserasi (perendaman bahan dalam pelarut) atau ekstraksi dengan metode lainnya seperti ekstraksi superkritis.
5. Pemisahan
Setelah ekstraksi, campuran pelarut dan senyawa-senyawa aktif dari cabai terpisahkan dari sisa bahan cabai. Proses pemisahan ini biasanya melibatkan penyaringan atau penyaringan tekanan rendah untuk memisahkan oleoresin dari residu padat
6. Penghilangan Pelarut
Untuk memurnikan oleoresin dan menghilangkan pelarut yang terpakai dalam ekstraksi, untuk menghilangkan pelarut harus melalui pemanasan atau proses penyaringan. Ini meninggalkan Capsicum oleoresin dalam bentuk konsentrasi yang lebih murni.
7. Pemurnian dan Penyaringan Chili Oleoresin
Oleoresin yang tercipta kemudian mungkin perlu penyempurnaan lebih lanjut dan tersaring untuk menghilangkan zat-zat yang tidak sesuai. Proses ini dapat melibatkan penggunaan karbon aktif atau metode pemurnian lainnya.
8. Penyimpanan dan Pembotolan Chili Oleoresin
Capsicum oleoresin yang telah terproses dan telah melalui proses pemurnian kemudian tersimpan dalam wadah yang sesuai dan aman untuk mencegah kontaminasi dan oksidasi. Oleoresin ini kemudian terkemas kedalam botol dalam bentuk yang siap terjual atau terpakai dalam produk makanan atau farmasi.
Proses produksi Capsicum oleoresin adalah serangkaian langkah yang bermula dari pemilihan cabai hingga menghasilkan oleoresin yang siap terpakai dalam berbagai aplikasi, seperti makanan, minuman, farmasi, dan kosmetik.